Sosialisasi Penyakit Menular Oleh Puskesmas Slogohimo di Desa Gunan

  • Jan 11, 2020
  • gunan

Gunan- Hari ini Jum'at, 10/01/2020 desa gunan mendapat kesempatan untuk sosialisasi penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV yang lebih dikenal dengan nama AIDS. Nara sumber dari puskesmas kecamatan slogohimo beliau Bapak Susanto,S.Kep.Ns didampingi oleh bidan desa gunan ibu Puji Irawati Acara dihadiri oleh elemen masyarakat desa gunan, perdusun enam orang total duapuluh empat orang perempuan dan perangkat desa juga kader posyandu desa gunan. Acara dibuka oleh beliau Bapak Suyadi, Kepala Desa Gunan. Selayang pandang tentang HIV/AIDS yang merebak sekitar tahun 1980 hingga kini telah menjangkiti sekitar 75 juta orang di dunia. Asal usul pandemi ini terlacak dari tahun 1920-an dikota kinhasa yang kini menjadi bagian dari Republik Demokratik Kongo. Laporan ilmuwan menyebutkan, perdagangan seks bebas yang merajalela, pertumbuhan populasi yang cepat, dan jarum tak steril yang digunakan oleh klinik- klinik diduga menyebarkan. Didukung oleh rel kereta yang dibangun dengan dukungan Belgia dimana satu juta orang melintas menyebabkan penyebaran yang signifikan. Tim ilmuwan dari university of Oxford dan university of leuven, Belgia mencoba merekonstruksi" pohon keluarga HIV" dan menemukan moyang virus tersebut. "Anda bisa lihat jejak sejarahnya dalam genom saat ini-data yang terekam, tanda mutasi dalam genom HIV tidak bisa dilepas" kata Profesor Oliver plybus dari university of Oxford (liputan 6.com-dikutip dari BBC, Jumat 3/10/2014). HIV adalah versi mutasi dari virus simpanse yang dikenal dengan simian immunodeficiency v (SIVCP2) , yang mungkin melakukan lompatan spesies ke manusia melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Virus ini menyebar pertama ditemukan pada pemburu simpanse, dilaporkan di kinhasa, Republik Demokratik Kongo tahun 1930. Di Indonesia, data yang dilaporkan oleh Ditjen P2P, Kemenkes RI tanggal 27 Oktober 2019 jumlah komulatif kasus HIV/AIDS telah menjangkiti hampir setengah juta orang yaitu 466.859 jiwa dengan terindikasi HIV 349.882 jiwa dan penyakit AIDS sejumlah 116.977 jiwa sisanya diduga sejumlah 33.141 jiwa. Lima besar urutan penderita HIV di Indonesia adalah DKI Jakarta dengan jumlah 62.108, kemudian Jawa Timur 51.990 jiwa, Jawa Barat 36.853 jiwa, Papua 34.473 jiwa dan Jawa Tengah sejumlah 30.257 jiwa. Sedangkan untuk penyakit AIDS urutan teratas adalah Papua dengan jumlah 22.554 jiwa, selanjutnya Jawa Timur 20.412 jiwa, Jawa Tengah 10.858 jiwa­, DKI Jakarta 10.242 jiwa dan Bali sejumlah 8.147 jiwa. Disampaikan oleh Bapak Susanto.S.Keb. ns. Dari data tersebut diatas diketahui bahwa Jawa Tengah termasuk kategori lima besar, dan ini sebagian di derita oleh ibu-ibu dan remaja.Untuk itu perlu perhatian bersama akan pentingnya memahami penyakit HIV/AIDS ini. Untuk kabupaten wonogiri, khususnya kecamatan slogohimo dilakukan sosialisasi penyakit HIV/AIDS untuk 2 kelurahan dan 15 desa. Dengan harapan sebagian masyarakat mampu mengedukasi teman-temannya, dan lingkungan. Hal ini disadari betul seperti desa gunan dari 3500-an jiwa penduduk, hampir 750-an jiwa merantau atau boro. Ada yang ke Jakarta, Papua, Surabaya, sumatera, Sulawesi dan Nusa tenggara. Ini tentu perlu memberikan pemahaman tentang virus HIV dan penyakit AIDS ini. HIV atau Human Immunodeficiency Virus - yang menyebabkan sebuah kondisi yang disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Sydrome) merupakan penyakit menular yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia sehingga apabila terjangkit penyakit sulit atau tidak dapat disembuhkan. Gejala yang muncul dalam beberapa minggu infeksi HIV, yaitu gejala seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan yang terjadi. Kemudian penyakit ini biasanya tanpa gejala sampai berkembang menjadi AIDS. Gejala AIDS termasuk penurunan berat badan, demam atau berkeringat saat malam, kelelahan dan infeksi berulang. Cara penyebarannya adalah melalui hubungan seksual,anal atau oral tanpa alat pengaman, melalui produk darah yang terjangkit dan dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan atau menyusui.. Pengobatan, tidak ada obat untuk penyakit AIDS tetapi kepatuhan yang ketat untuk mengkonsumsi rejimen anti-retroviral (ARV) dapat secara dramatis memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasinya. Team SID Desa Gunan